Kades Sudajaya Girang: Peringatan Hari Bumi Jadi Titik Awal Penguatan Peran Petani dan Pengelolaan Lahan, PTPN Canangkan 50 Hektar untuk Program Penanaman

 


Mitra News Sukabumi - Kepala Desa Sudajaya Girang, Edi Juarsyah, menyambut positif kegiatan peringatan Hari Bumi Sedunia tahun 2025 tingkat Kabupaten Sukabumi yang digelar di kawasan Bukit Kurma, Selasa (22/4/2025). Ia menilai, momentum ini menjadi langkah awal yang penting dalam memperkuat kolaborasi lintas pihak dalam pengelolaan lahan dan pemberdayaan petani.


“Kalau dilihat dari awal, perjuangan para petani dalam mengelola lahan ini sudah berlangsung lama. Tapi hari ini ada komitmen bersama yang telah ditandatangani, dan ke depan semoga bisa lebih sinergis dengan semua pihak, terutama PTPN dan para pemangku kebijakan lainnya,” ujar Edi kepada awak media usai kegiatan.

Menurutnya, manfaat kegiatan ini mulai dirasakan masyarakat, khususnya dalam membuka akses pengelolaan lahan bagi warga yang sebelumnya tidak memiliki lahan garapan.

“Alhamdulillah, meski masih terbatas, hari ini masyarakat yang sebelumnya tidak punya lahan kini mulai bisa mengelola lahan pertanian. Antusias masyarakat sangat tinggi. Dan ini semua berkat pengaturan yang dilakukan pengurus Gapoktan Bagja Sutera,” jelasnya.

 

Bagi pemerintah desa sendiri, kata Edi, terbukanya akses masyarakat dalam pengelolaan lahan merupakan sebuah keuntungan. Terlebih, ada rencana dari PTPN untuk mengalokasikan lahan pertanian seluas 50 hektare per tahun.

“Tentu ini harus disertai regulasi yang jelas agar pengelolaan lahan tertib dan tidak menimbulkan konflik di masyarakat. Pengelolaan harus sesuai peruntukan dan komitmen yang telah disepakati,” tegasnya.

Edi mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 130 hektare lahan yang dikelola oleh hampir 400 penggarap dari berbagai wilayah, termasuk Karawang, Perbawati, dan Sudajaya Girang. Meski begitu, prioritas pengelolaan tetap diberikan kepada warga Kecamatan Sukabumi.

Ke depan, Pemdes Sudajaya Girang bersama Bagja Sutera merencanakan pembangunan grey produksi yang akan menjadi sentra produksi pertanian. Lokasi tersebut juga direncanakan sebagai rest area dan pusat pasar hasil pertanian.

“Kita ingin semua hasil pertanian dari petani terkonsentrasi di satu titik. Dengan begitu, sistem ijon dan tengkulak bisa dipangkas. Kita juga akan sinergikan dengan koperasi, seperti Koperasi Merah Putih yang memang fokus di bidang ketahanan pangan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, lahan pertanian aktif di Sudajaya Girang saat ini kurang dari 10 hektare, sehingga kolaborasi dengan PTPN menjadi sangat penting untuk memperluas lahan garapan dan meningkatkan ketahanan pangan lokal.

“Secara regulasi PTPN bukan di bawah kewenangan desa, tapi pemberdayaan masyarakat adalah ranah kami. Dan kami siap bersinergi untuk memastikan keberlanjutan program ini,” pungkasnya

 




Sementara itu, Indra Mulyana, Admin 1 SDM dan Umum PTPN I, menyampaikan bahwa pihaknya telah mencanangkan alokasi lahan sebesar 50 hektare setiap tahunnya yang diperuntukkan bagi program penanaman. Namun, menurutnya, kegiatan penanaman saja tidak cukup tanpa diikuti upaya pemberdayaan dan pengelolaan yang terpadu.

“Untuk PTPN sendiri, dengan momen Hari Bumi ini, kita sudah mencanangkan 50 hektare per tahun untuk penanaman. Tapi tidak cukup hanya dengan menanam saja, harus ada pengairannya juga. Tidak bisa hanya satu pihak, perlu kebersamaan,” ujar Indra.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara PTPN, pemerintah, dan masyarakat agar pemanfaatan lahan tidak hanya fokus pada produktivitas, tetapi juga pada keberlanjutan dan kesejahteraan petani.

“Pemberdayaan harus menjadi bagian dari prosesnya. Ini bukan hanya tentang PTPN, tapi tentang bagaimana kita bersama-sama membangun ketahanan pangan dan menjaga kelestarian alam,” tambahnya.

Indra juga menyampaikan komitmen PTPN untuk terus membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Gapoktan, pemerintah desa, hingga komunitas petani.

“Program ini akan berjalan baik bila ada keterlibatan aktif dari semua pihak. Karena itu, kami sangat terbuka untuk bersinergi, apalagi demi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan,” pungkasnya

Lebih baru Lebih lama